Malam ini mungkin yang kutuliskan sebuah cerita ataukah sebuah opini dari ide malam bersama sahabat-sahabat dengan asyiknya cerita budaya atau obrolan tentang budaya,akhirnya tidak terasa juga ngobrol perjalanan country yang ternyata sudah dua belas tahun dalam perjalan jihadnya dari selama kemarau bersama teduhnya hujan kembali dengan kopi dari penyeduh kota dingin, Hingga akhirnya cerita Rahwana bercinta dalam ekor obrolannya, hecmm”.
Sahabat pembaca, sebelumnya saya ingin menyapa antum
bagaimana kabar antum sekalian ? baik-baik saja bukan di perjalanan 12 tahun
country ini?. Yang jelas harapan dari saya semuga antum baik-baik saja. Ah
kayak orang lulusan mesir aja….hihi.
Nah kali ini ni tulisan saya mengira sebuah prakata atau
sambutan dari sebuah acara, atau bahkan mukoddimah. Salam penghormatan dulu ya!
“achh gak apa-apa tulisan ini sedikit ngawur sedikit” karena saya masih tidak
melupakan dengan salam hormat kepada sahabat-sahabat pembaca, salam asah kasih
dari resah perjalanan persahabatan kita. Dan juga sahabat sesepuh yang tidak
pernah rapuh dengan motivasi ampuh bagi saya, hingga terkadang saya berfikir
leluhur bagi beliau-beliau dengan ruh budi luhur semangat tidak pernah penat
hingga menyayat dari hati gaduh menjadi hati sembuh dari fikiran bejat menjadi
bermartabat, Alhamdulillah.
Sahabatku bilang ngapain selalu gundah, cobalah hamparkan
sajadahmu bersama sepertiganya malam, ahhh bagaimana mungkin tepat yang kamu
bilang sperti itu, (menyepelehkan),
wong sepertiganya malam kita habiskan ngobrol , cerita panjang, kita mengadu
tentang perjalanan panjang bahkan kita mengadu tentang Tuhan pada obrolan malam
bersama kopi yang pekat dan pahit. Sudahlah bat kita bukankah sudah dapat
keistimewaannya tentang berfikir?,
berfikir, berdialog tentang alam, kekuasaan Tuhan, selain hamparan sajadah pada
waktu kali ini, seperti yang pernah dialogkan leluhur sebelumya “tafakkaruu fil
kholqillah walaa tafakkaruu fii dzatihi“, itu katanya. “hah kamu itu sok tau
saja” (celotos sahabat saya).
Budaya
Kepahitanpun semakin surut dalam cangkir putih sehingga
mengalihkan dengan cinta budaya antara perkampungan tanah lahir dengan
perkotaan yang dijejaki. Sahabat saya melihat bangunan perumahan yang belum
selesai ditempati letaknya pas samping gubuk kopi hitam manis, dia berfikir
sejenak,
“kenapa ya bangunan
perumahan ini tidak selesai-selesai, padahal Cuma ukuran kurang lebih
sepuluh kali enam (herannya). Acch kamu !, pertama itu kendalanya modal bat !
karena berbiincang masalah modal juga masih banyak dengan kaitannya dengan
pembinaan modal sosial, nah modal sosial itulah cakupan bermasyarakat, ya
disisni beda lah masyarakat perkampungan kota dan perkampungan kita, kalau perkampungan
kita bermodal social gotong royong, kalau dirumah kita itu tukangnya yang
dibayar satu dua orang tapi bagian Sembilan sepuluh orang yang lain dengan
modal ikhlas menolong, yaa tapi awalnya sih bermodal gak enak saja kalau gak
nolongin” ya gtu dech hihi.
Countryku
Bat kamu ini mau ngobrolin sejarahmu di country
PMII atau ngayal setinggi bangunan itu…..?, hehe iya ya, biasa efek 12 tahun
country dalam penanaman benih semangat kreatif dan kritisnya yang kami
banggakan.
Ternyata saya ini terjebak dalam lautan bertahta, terjebak
dalam rumah yang banyak memanjakan oleh-oleh ilmu di Country ini, kalau boleh
saya cerita dulu sebelum detik-detik pembaiatan saya dan sahabat-sahabati ingat
sebuah nasehat, iya bias dikatakan nasihat mungkin, motivasi mungkin namun ini
saya tidak bias dilupakan dan keyakinan saya menjadi anggota PMII country saat
ini, seperti “kalian ini tidak bisa dalam membanggakan orang, jadikanlah kamu
orang-orang yang dibanggakan”, saya berfikir aah ya akhirnya akan menjadi
sombong kalau seperti itu, (gumam saya
dalam hati) .
Kenapa ya kak saya tidak bisa selancar sampeyan dalam
berbahasa dengan dialektikanya yang indah, hingga akhirnya sampeyan benar-benar
memotivasi saya saat ini dalam ber-PMII, itu pertanyaan saya dulu saat mau
dibaiat menjadi anggota PMII, khususnya PMII Country.
“Kalian masuk disini jangan mencari apa yang kalian
pertanyakan saat ini, melainkan kamu harus mejadi apa yang ditanyakan saat ini,
PMII yang akan kalian juang nantinya, agama yang kalian juangkan nantinya,
bahkan PMII tidak bakalan lepas dari perjuangan Indonesia, PMII berkah bagi
kita, Islam jihad lillah bagi kita,Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah
rumah dimana kita bisa dihias secantik rupa, seindah yang kita bayangkan”.
Sungguh hati ini terketuk, badan ini gemetar, merinding
setiap kali ketua Rayon mendeklamasikan niatnya dari sebuah satuan ikrarnya
yang tulus merekomendasikan anggotanya menjadi anggota PMII untuk dibai’at.
“Rodlitubillahirobba wabilslamidina
wabimuhamadinnabiyawarosula wabil qurani imama”
dengan memohon ridlo rahmat dan maghfiroh Allah SWT.” kalimat inilah
yang membuat saya gemetar, dengan ketidak sombongannya PMII dengan kerendahan hatinya PMII.
Harapan awal PMII dalam penanamannya sebagai anggota PMII,
tawadlu’, rendah hati menjadi awal niat bagi kita, pembakaran semangat
intelektual itulah saat saya dibai’at dulu bat. Namun saya masih saja heran
dengan diriku sendiri ini sabagai kader PMII Country, setiap segala melihat
ucapan ketua-ketua rayon ketika di tempat pembai’atan selalu saja merinding,
itu yang terjadi “ tutur saya pada malam obrolan Country ulang tahun.
Bagiku country adalah tempat dimana tempat niat dan pijakan
saya dalam melangkah yang menjadikan gairah daya dan aliran darah deras
menggebu, disitulah menjadikan cairan niat dalam berislam, tegak berbangsa
kesatuan, dan Country selalu memberikan cerita baru demi memainkan intelektual
berfikir yang saat itulah terbungkus dalam keluarga Nusantara dibawah komando
terdepan Komisariat Country Unitri.
Banyak cerita yang menjadi referensi sejarah dalam dalam
perjalanku di Country, Sembilan tahun Country memanggil, tiga tahun saya dalam
warnanya genap dua belas tahun Country mewarnai sejarah Kota Malang Khususnya
UNITRI.
Masih ingat dari doa dan harapan dari salah satu dan ketua
Komisariat saat itu, saat saya di kepengurusan Rayon di kaderisasi tepatnya
sebelum subuh, di 12 tahun Contry bahwa dengan berkah, semangat selalu tumbuh
bersemi sebagai kader penerus Country, kita yakin Country akan menjadi terdepan
dalam mengawal kreativitas dan pembangunan nilai-nilai dasar pergerakan, yang
terus mengawal islam yang toleran.
Malam sudah begerser jam 03.00 WIB. Cerita dan obrolan kita
belum lelah dimakan malam. Seorang juhari umi hanya tersenyum-senyum melihat
chetingan para senior di whatsap Country
Ngalam, hemmm asyik!.
Saat itulah masih merenungi ungkapan pastinya pesan ampuh
dari sahabat-sahabti abang senior, mbak senior dengan melelehkan tangis
bertanya. Hanya hati mala mini bisa menjawab, bahwa kadermu masih menjaga
bibit-bibit Country di rayon mbak, bang! Masih selalu menjunjung tinggi Country
tercinta sebagai pinpinan tertinggi kami.
Dek sahabat, pulang aja yuuk… malam ini harus ada yang
diberikan kepada Country entah ucapah selamat atau hadiah fikiran yang selalu
kamu sumbangkan.
Ooh iya iya ada sahabati kita dari Kalimantan dia ulang tahun
juga waktunya sama dengan PMII Country yaitu tgl 22 oktober, SELAMAT YA SAHABAT JUMIANA ! tetap
semangat panjang umur dan tercapai segala niat iktiarmu… hiihi maaf dari awal
hanya nulis dongeng-dongeng baru ingat dan selalu ingat bahwa tanggal lahirmu
bersama Country UNITRI.
Saya akhiri cerita ini salam asah kasih dari sahabatmu ini,
maaf ya bila tulisan yang kalian baca gak karuan, Cuma hanya ingin memberikan
sebuah yang tak berbuah untuk Country
*Juhari
Umi/ Uha_cret.
Sedang duduk PK.COUNTRY insyallah.
No comments:
Post a Comment